Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

#6 MACAM-MACAM TEKNIK MENULIS - AHMAD RIFA'I RIF'AN

Materi kali ini untuk menjawab beberapa pertanyaan: Bagaimana jika ide datang mendadak sementara kita gak memungkinkan menuliskannya saat itu juga karena sedang sibuk? Bagaimana cara memulai tulisan kita? Bagaimana cara mas Rifai sehingga bisa nulis dg produktif? 

Nah, selanjutnya kita bahas sebagian teknik yg biasa saya gunakan. Kita akan berkenalan dg teknik Free Writing, Blind Tecnique Writing, dll. 

Free Writing (Menulis Bebas)

Saya menyebutnya rumus labrak saja. Maksudnya? Tulis apa saja yang ada di pikiran kita saat itu, tanpa perlu mempertimbangkan tulisan kita itu bagus atau tidak. Anggap saja tidak ada satu pun orang yang akan membaca tulisan itu. Dengan cara itu biasanya pikiran kita terbuka dan ide-ide menulis akan datang tiba-tiba. Sebab yang menghambat kreativitas kita adalah ketakutan untuk mencoba, takut salah, takut jelek, dan seterusnya. Akhirnya kita menghakimi tulisan kita, bahkan semenjak di dalam pikiran. Kalau baru di pikiran saja sudah dihakimi, lalu bagaimana kita bisa menulis dg lancar?

Free writing ini bisa dilakukan dengan cara:

1. Ambil alat tulis, bisa pulpen, HP, atau laptop, apa saja, yang penting kita bisa menulis dg leluasa.

2. Tetapkan waktu, misal 10 menit. 

3. Mulai menulislah apa saja yang terlintas di pikiran kita selama 10 menit itu. Tanpa sensor. Tanpa edit. Sebelum 10 menit selesai, jari kita gak boleh berhenti. Terus bergerak, terus menulis.

Lalu saksikan, 10 menit kemudian, betapa luar biasanya kita. Tulisan kita pun jadi. Meskipun berantakan. Yang penting kita sudah menulis. Dari tulisan yang berantakan itu kita bisa menyusunnya kembali, merapikannya, mengeditnya. 

Mungkin ada yang nanya, "Lalu gimana kalo selama 10 menit itu pikiran kita kosong, mas? Kayak gak ada satu hal pun yang mau ditulis?"

Sebenarnya gak mungkin itu terjadi. Ketika kita merasa tidak ada satu pun yang mau ditulis, sebenarnya pikiran kita sedang menyeleksi, "Apa ya yang menarik untuk ditulis?" Jadi bukannya tidak ada yg ditulis. Mustahil tidak ada. Kita puluhan tahun hidup, puluhan tahun belajar, puluhan tahun membaca, masak iya gak ada sedikit pun yang mengendap di kepala kita. Kan mustahil? Pasti ada, hanya saja kita yg masih belum mau membebaskan pikiran kita untuk mengeluarkan isinya secara leluasa.

Teknik Menulis Buta (Blind Tecnique Writing) 

Beberapa kawan penulis senang sekali menggunakan teknik ini saat menulis. Teknik menulis buta adalah kita menulis, tanpa melihat hasil tulisan kita sebelum tulisan itu benar2 selesai.

Caranya gimana? Gampang banget. Tutup layar HP atau laptop dengan kertas. Lalu mulai menulislah. 

Apa manfaat dari teknik ini? Kita jadi terbiasa menulis tanpa tergoda untuk mengeditnya. Yang menjadi masalah dari banyak penulis adalah, mereka baru menulis satu dua kalimat, lalu dibaca ulang, begitu terasa kurang enak dibaca, kalimat itu dihapus lagi, ganti kalimat yang lain. Bari nulis 1 paragraf, dibaca lagi, "Kok kayaknya kurang ngalir ya, pilihan katanya kok hambar ya, kalimatnya kok loncat-loncat ya", akhirnya hapus lagi, nulis lagi.

Begitu seterusnya. Akhirnya tulisan kita gak jadi-jadi. Halaman Ms. Word dari sejam yang lalu masing putih mulus kosong melompong. Karena kita nulis hapus nulis hapus. 

Nah, dg menulis buta, kita gak akan membaca hasil tulisan kita sebelum kita benar2 sudah tidak ada lagi pikiran yang mau dituliskan. 

Pilih Alat Nulis yang Paling Fleksibel 

Ada yg bisa cepat nulis saat pakai pulpen dan kertas, maka silakan gunakan itu, gak harus maksain ngetik. Prof. Reynald Kasali merupakan salah seorang tokoh yang  waktunya sangat padat. Aktivitasnya sangat banyak. Memiliki tanggungjawab yang banyak di beragam tempat. Tetapi coba anda perhatikan di toko buku, karya beliau luar biasa banyak. Buku-buku beliau terus bermunculan. Buku yang terbit juga bukan buku tipis-tipis. Tapi buku tebal dengan bobot keilmiahan yang akurat. Apa rahasia produktifitas beliau dalam berkarya?  

Ternyata beliau kerapkali menulis dengan tulisan tangan, pakai bolpoin di atas kertas. Kebiasaan itu beliau lakukan untuk mempercepat proses penulisan dan agar bisa dilakukan di mana pun lokasinya. Di pesawat, yg biasanya kita diminta non aktifin alat elektronik, beliau asyik saja nulis panjang. Setelah nyampe rumah, diserahkan ke stafnya, diketikin. 

Kalo kita2 yg stafnya adalah diri sendiri, ketik sendiri gak masalah kan?

Ada kawan yg susah sekali kalau menuliskan pikirannya, tapi kalo ngomong dan cerita, nyerocos aja gak bisa berhenti. Ya udah, pakai saja aplikasi voice to text, biar ocehan kita jadi tulisan. Setelah diem, baru teks yang sudah panjang itu diatur sedemikian rupa sampe enak dibaca.

Dulu ketika masih kuliah, di kelas waktu menanti datangnya dosen, bisa saya jadikan sebagai momen yang baik untuk menulis. Saya seringkali menulis di HP. Teman-teman di sekeliling saya mungkin menduga saya sedang chat, buka sosmed, atau main game. Padahal saya sedang nulis buku. Setelah terkumpul banyak, baru saya transfer ke laptop untuk disusun dan dirapikan.  

Tulisan yang sedang temen2 baca ini pun lebih banyak ditulis di HP  ketimbang di laptop. Sehingga saya bisa mengerjakan kapan saja ketika ada waktu luang. Saya tinggal buka Handphone, hubungkan dg keyboard portabel, lalu buka notes, langsung menulis. 

Itulah sebabnya waktu pengerjaan buku-buku saya terasa begitu cepat, padahal banyak aktivitas lain yang dikerjakan. Karena saya berusaha mengisi waktu luang untuk membaca (cari bahan) dan menulis.

Jika Ide Datang di Waktu Sempit 

Ide kan datangnya tidak terduga. Bisa di perjalanan, saat makan, kadang bahkan saat di kamar mandi. Maka saat ide datang, segera tuliskan sesegera mungkin. Jangan tunda terlalu lama. Yang terpenting adalah segera menuliskan gagasan ketika kita sedang dalam kondisi kebanjiran ide.

Tapi saat waktu kita terbatas, tulislah ide-ide dasarnya dulu. Jangan tergoda untuk mendetailkan materi. Tulis yang paling pokok dari ide kita. Setelah ide pokok sudah tertulis semua, pengayaan isi dan penyuntingan bisa dilakukan pada tahapan berikutnya. Nanti setelah punya waktu agak longgar, kembangkan gagasan pokok itu sepanjang mungkin. 

Misal nih, saat di kamar mandi, saya gak sengaja menjatuhkan sikat gigi ke lobang toilet. Ide menulis saya muncul. Padahal usai mandi saya buru2 mau kuliah. 

Akhirnya, setelah keluar dari kamar mandi, di waktu saya yg sangat sempit, saya pun mengunci ide itu dg kalimat: sikat gigi masuk lobang wc, jgn2 byk ngucap kata2 kotor.

Setelah punya waktu luang yg panjang, saya bisa memperpanjang ide yg terlintas di kamar mandi itu dg kalimat panjang, misalnya:

Cara Tuhan memberikan pelajaran kepada hamba-Nya sungguh luar biasa. Banyak skenario yang bisa dihadirkan oleh Tuhan untuk menasehati manusia yang berbuat salah.

Misalnya, di suatu pagi saya tidak sengaja menjatuhkan sikat gigi. Kamar mandi begitu luasnya, mengapa sikat gigi jatuh pas di lubang WC. Padahal ada tempat lain yang lebih luas dari lubang WC. Tapi kenapa terlemparnya kok ke lobang itu?

Setelah saya renungkan, sikat gigi yang letaknya di mulut, justru masuk ke lubang kotor. Oh, mungkin selama ini lisan saya kerap mengucap kata-kata yang kotor, lidah saya sering mengucap kalimat yang menyakiti sesama.... dan seterusnyaaaa.. 

Gitu ya. Intinya, ketika ide datang dan waktu kita sempit, segera kunci ide itu dg kalimat singkat yang memudahkan kita mengingat ide itu kembali saat ada waktu longgar.

Terapkan Deadline

Ketika menulis buku, saya pun menggunakan strategi deadline ini sebagai pemacu semangat menulis saya. Sebenarnya sebagai penulis, tidak ada yang memberi batasan waktu secara ‘keras dan tegas’ kepada kita. Tidak ada yang mewajibkan kita untuk menyelesaikan buku kita dalam waktu tertentu. Kita sebenarnya sangat leluasa menulis naskah buku kapan saja.  

Namun di sisi lain, kita kan punya pilihan aktivitas lain untuk dikerjakan ketimbang menyelesaikan naskah buku. Kita bisa saja memutuskan garap buku kapan saja. Tetapi justru inilah masalahnya. Kelonggaran itu justru membuat kita tidak kunjung menyelesaikan naskah buku yg kita rencanakan.

Maka agar saya bersemangat untuk segera menyelesaikan naskah kita, berilah batas kepada diri kita sendiri.

Caranya gimana mas? Misalnya ini yg saya terapkan beberapa waktu lalu. Ceritanya, 2 bulan yg lalu saya mengajukan rencana ke penerbit untuk menulis 6 buku motivasi berseri. Alhamdulillah disetujui oleh penerbit.

Saat itu saya sampaikan kepada editor bahwa semua naskah dari seri buku tersebut akan saya selesaikan dengan lengkap paling lambat bulan Desember, agar bisa terbit awal 2020. Akhirnya 6 naskah ini langsung dimasukkan ke rencana program mereka. Pihak Gramedia pun sudah diberitahu tentang plan ini di rapat kerja mereka.

Alhamdulillah, dg target itu saya bisa menyelesaikan 6 naskah itu, meskipun dg resiko menolak puluhan undangan seminar selama dua bulan terakhir. Karena kalau tidak dideadline seperti itu, biasanya molor terus.  

Banyak cara untuk mendeadline tulisan kita. Misal kita posting di sosial media, bahwa dua bulan lagi buku kita sudah bisa dipesan. Mengapa demikian? Agar kita tertantang, kalau naskah buku kita gak selesai, para pembaca dan pemesan bakal menagih. 

Kadang kita butuh tantangan dengan deadline. Untuk membuat waktu kita produktif, baiknya kita terbiasa mendeadline setiap aktivitas dan tugas yang kita lakukan. Jadi batasi setiap kegiatan kita dalam waktu tertentu. Karena dengan upaya tersebut membuat kita punya semangat untuk bersegera dalam mengerjakan dan menyelesaikan kegiatan tertentu.

Apakah masih ada teknik lain? Buanyaak. Beneran, masih banyak teknik yg bisa memudahkan kita dalam menulis. 

Pada part berikutnya insyaallah kita masih lanjut membahas tentang ini. Saya juga akan ulas lebih detail tentang teknik menulis cepat yg biasa saya terapkan. 

(Ahmad Rifa'i Rif'an, Griya Menulis Indonesia)
_______________________
SERI LENGKAP MATERI KEPENULISAN AHMAD RIFA'I RIF'AN
#1 MATERI KEPENULISAN AHMAD RIFA'I RIF'AN
#2 TEKNIK MENEMUKAN DAN MENENTUKAN IDE - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#3 RISET SEBELUM MENULIS - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#4 TIPS MEMBUAT OUTLINE - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#5 DRAFTING DAN WRITING - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#6 MACAM-MACAM TEKNIK MENULIS - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#7 MACAM-MACAM TEKNIK MENULIS 2 - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#8 TRIK MENYUSUN DAFTAR ISI YANG MENARIK - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#9 TAHAP EDITING - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#10 TAHAP PUBLISHING - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#11 BUKU BAGUS BELUM TENTU LARIS - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#12 ADA APA DENGAN PENERBIT INDIE? - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#13 ADA APA DENGAN PENERBIT INDIE? 2 - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#14 MENULIS BUKU DALAM 10 HARI - AHMAD RIFA'I RIF'AN
#15 Q & A TENTANG KEPENULISAN - AHMAD RIFA'I RIF'AN
Semoga Bermanfaat :)

Post a Comment for "#6 MACAM-MACAM TEKNIK MENULIS - AHMAD RIFA'I RIF'AN"