Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan
Aku belajar banyak dari beberapa teman yang menurutku tidak hanya menduduki sebagai teman, tetapi sebagai keluargaku sendiri di Jogja. Sebut saja Mas Debi Pranata , yang biasa aku panggil Kak Deb, asal dari Mesuji. Salah satu orang yang aku anggap sebagai Kakak sendiri dan cukup tau banyak tentang siapa diriku. Cukup cerewet dalam hal pendidikan hehe :)
Waktu S1 dulu karena kita satu Universitas, beliau ini yang cukup radikal lantaran selalu tanya perkembangan skripsiku udah sampe mana, kasih semangat dan lain-lain. Aku tidak tahu, apakah hal semacam itu juga ia berikan kepada orang lain atau karena menganggap aku adalah bagian penting dari hidupnya? Heuheu. Mau penting atau tidak, itu gak jadi masalah buatku hehe. Sejauh ini beliau adalah orang baik, urusan managerial waktu cukup baik, prinsipnya cukup kuat, bahkan pernah sore hari di depan perpus UNY kita debat soal prinsip, itu cukup mengakar dikepalaku sampai saat ini.
Dan Kak Debi ini ternyata famous (terkenal), cukup banyak orang yang tahu siapa dia. Salah satu peraih beasiswa BPI, alumni Indonesia Mengajar (IM), aktif di berbagai organisasi, aktif menulis, memiliki jiwa pembelajar yang tinggi, pintar, dan sholeh. Aamiin (Ed). Di sisi lain, berkenalan dengan orang baru adalah hobinya, menulis adalah dunianya, pekerjaan adalah hiburannya, dan Ibadah adalah tugas utamanya.
Sebetulnya kalau bercerita tentang Kak Debi ini bisa banyak halaman hanya tentang dia, tapi aku hanya mau bercerita yang menurutku substansial aja :). Cukup banyak aktivitas dan kegiatanku bareng dia; pernah ke Bandung dan berkunjung dibeberapa tempat di sana, ngaji filsafat, shalawatan, nonton, jalan-jalan, olahraga, nugas bareng, dan tak luput juga kulineran bareng, dan lain-lain. Tapi ternyata ada yang luput dan belum pernah di coba selama bareng dia, yaitu karaokean heuehu :)
Banyak yang bisa aku pelajari dari dia, dan cukup banyak yang berkesan, ya walaupun ada juga yang kesannya cukup mengagetkan karena cukup dekat dengan rasa kesal wkwkwk, tapi tidak apa-apa, mau senang atau tidak semua itu tergantung kita yang mengelolanya hehe, dan itu semua adalah pembelajaran. Tapi aku sangat senang bisa berkenalan dengannya.
Sejauh ini cukup banyak ikut andil dalam perjalanan pendidikanku selama di Jogja. Dan satu lagi, waktu perjalanan pulang ke lampung, aku satu bus sama dia, cukup panjang obroloan kita; dari yang membahas soal keluarga, pertemanan, pekerjaan, dan tak lupa juga soal asmara hehe :)… Tapi aku no comment kalau soal urusan asmaramu ya Kak Deb Heuheu :) … Doa terbaik untuk Kak Debi, semoga diberikan kelancaran dalam hal apapun, selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin. Lanjut baca Bagian 6: Full Lampung – Jogja di dalam Bagasi.
Baca juga bagian lainnya: Pengantar | Bagian 1: Mimpi Lanjut Studi S2 | Bagian 2: Perempuan Berjiwa Malaikat | Bagian 3: Jogja, I’m coming | Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik | Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan | Bagian 6: Full Lampung – Jogja di dalam Bagasi | Bagian 7: Manusia over dosis, Terlampau Baik! | Bagian 8: Pelajaran Berharga dari Mas Pras | Bagian 9: Jogja Tidak Hanya Istimewa, Tetapi Juga Mempesona | Bagian 10: Toga Master dan Ungkapan Terimakasih
Post a Comment for "Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan"