Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik

Tak luput juga rasa ucapan terima kasih, aku suguhkan kepada Bapak Prof. Dr. Paidi, M.Si., Prof. Dr. Djukri, M.S., Prof. Dr. Slamet Suyanto, M.Ed., Alm. Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes., Dr. Anggi Tias Pratama, S.Pd., M.Pd., Dr. Agung Wijaya Subiantoro, S.Pd., M.Pd., Dr. Drs. Suyitno Aloysius M.S., dan Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suryadarma, M.S., Prof. Dr. Bambang Subali, M.S, yang sudah purna tugas, serta Ibu dr. Kartika Ratna Pertiwi, M.Biomed.Sc, Ph.D., Nur Aeni Ariyanti, SP., MP., M.Agr., Ph.D., Dr. Djamilah Bondan widjajanti M.Si., dan Dr. Ixora Sartika Mercuriani, M.Si. Dalam setiap langkah perjalanan pendidikan, Aku dihibur dan diberdayakan oleh sinar-sinar ilmu yang dipancarkan oleh Bapak dan Ibu dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Seperti cahaya yang menerangi kegelapan, merekalah penuntun yang membimbingku melewati lorong-lorong pengetahuan. Doa terbaik yang dapat Aku panjatkan untuk Bapak dan Ibu dosen UNY adalah doa yang merayakan kebijaksanaan mereka dalam menyemai benih pengetahuan. Semoga setiap langkah mereka di dunia akademis ini diimbangi dengan kebahagiaan dan kepuasan saat melihatku, kami, para mahasiswa, alumni, tumbuh dan berkembang. Doa terbaik ini mencerminkan harapan bahwa dedikasi dan semangat pengabdian Bapak dan Ibu dosen selalu terpatri dalam hati dan pikiran setiap generasi yang mereka ajar. Sebagaimana doa adalah jembatan spiritual, semoga doa ini juga menjadi lembaran keberkahan bagi setiap langkah yang mereka ambil dalam menyusun cerita pendidikan yang abadi di UNY. 

Di lorong-lorong kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), transfer ilmu tidak sekadar menjadi perpindahan informasi, tetapi sebuah perjalanan batin yang mengarah pada pencerahan. Dosen di UNY tidak hanya menjalankan tugas pengajaran, mereka adalah penjaga obor kebijaksanaan yang membimbing mahasiswa melalui lorong gelap kepengetahuan. Seperti cahaya yang melewati prisma, ilmu yang disampaikan oleh Bapak dan Ibu dosen di UNY mengalami transformasi, memecah diri menjadi warna-warna yang berbeda-beda, menerangi sudut-sudut pikiran yang sebelumnya tersembunyi. Setiap kata yang diucapkan, setiap ilustrasi yang diberikan, adalah sehelai kain yang merenda tirai ketidaktahuan. 

Dalam prosesnya, aku tidak hanya menerima pengetahuan tetapi juga merasakan esensi filosofis belajar. Bahwa pembelajaran adalah sebuah perjalanan ke dalam diri sendiri, menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang diri dan dunia di sekitarnya. Dalam hening ruang kuliah, ilmu dan kebijaksanaan ditransfer tidak hanya sebagai materi pelajaran, melainkan sebagai warisan nilai dan makna yang akan mengukir jejak abadi di alam pemikiranku yang belajar di UNY.

Disisi lain, di koridor kehidupan akademis Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), pertemanan bagiku adalah perjalanan spiritual dan intelektual yang membawa makna mendalam. Seperti aliran sungai yang menyatu dalam keindahan alam, begitu juga pertemanan yang tumbuh mengalir harmonis, menyeimbangkan keberagaman latar belakang dan cita-cita. Seperti pohon beringin di halaman kampus yang mengakar kuat, pertemananku selama studi di UNY didasarkan pada kepercayaan dan saling mendukung, memberikan naungan bagi pertumbuhan intelektual dan pribadi. Bagai untaian wayang kulit yang terkait erat, setiap pertemanan yang aku jalani memiliki peran unik dalam pementasan kehidupan, memberikan warna dan nuansa yang membuat setiap langkahku di kampus ini layak untuk dikenang. Pertemananku bukan sekadar ikatan sosial, melainkan mahakarya rohaniah yang tercipta melalui proses belajar, tumbuh, dan berkembang bersama dalam lingkup kehidupan universitas yang melampaui batas fisik dan waktu. Seperti bayangan wayang yang menceritakan kisah-kisah kehidupan, pertemanan mengajarkan bahwa setiap individu adalah bagian dari narasi yang lebih besar, di mana arti sejati pertemanan adalah menyatukan potensi diri untuk menciptakan sinergi yang menginspirasi dan mencerahkan. Lanjut baca Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan.

Baca juga bagian lainnya: Pengantar | Bagian 1: Mimpi Lanjut Studi S2 | Bagian 2: Perempuan Berjiwa Malaikat | Bagian 3: Jogja, I’m coming | Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik | Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan | Bagian 6: Full Lampung – Jogja di dalam Bagasi | Bagian 7: Manusia over dosis, Terlampau Baik! | Bagian 8: Pelajaran Berharga dari Mas Pras | Bagian 9: Jogja Tidak Hanya Istimewa, Tetapi Juga Mempesona | Bagian 10: Toga Master dan Ungkapan Terimakasih

Post a Comment for "Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik"