Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 3: Jogja, I’m coming
Perjalanan pendidikanku di Joga kini dimulai. Menurutku, ihwal perjalanan, makna, pendidikan, dan setiap derap langkah kaki memiliki ikatan kekerabatan yang sangat vital. kenapa? Ya tentu saja, perjalanan setiap orang akan menorehkan makna rasa, bisa makna rasa yang bersifat bahagia, sedih, kesepian, patah hati, suram, putus asa, kecewa, berduka, tidak bahagia, merasa kalah dan sejenisnya. Makna tersebut akan menjadi ajang pembelajaran (pendidikan) yang akan dipanen oleh pelaku, sehingga menjadi nilai-nilai yang akan membentuk karakter dan menjadi bekal di masa tua.
Berbicara ihwal perjalanan, tentu saja aku menjadi ingat bahwa perjalanan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang proses dan transformasi yang terjadi selama perjalanan itu sendiri. Setiap langkah, setiap pengalaman, dan setiap pertemuan memiliki makna tersendiri. Perjalanan mengajarkanku tentang ketahanan, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memahami perbedaan. Dalam setiap tantangan dan kegembiraan, aku menemukan hikmah dan pertumbuhan pribadi. Perjalanan adalah cermin kehidupan, tempat di mana aku menemukan keindahan dalam perjalanan itu sendiri, bukan hanya pada akhirnya. Seiring waktu, makna perjalanan menjadi lebih dalam karena aku menyadari bahwa kehidupan itu sendiri adalah perjalanan yang tak terelakkan, penuh dengan pelajaran berharga dan momen berharga.
Bagiku belajar di Jogja tampak seperti merangkai benang warna-warni pada karpet kehidupan. Seperti batik yang rumit, setiap pelajaran menggambarkan jejak budaya dan kebijaksanaan yang telah melintasi zaman. Seperti keraton yang teguh berdiri, pengetahuan diberikan dengan penuh keagungan. Di Jogja, aku belajar bukan hanya untuk mengisi pikiran, tetapi juga untuk memberi warna pada jiwa. Seperti wayang kulit yang menampilkan kisah hidup, setiap mata pelajaran adalah bagian dari pementasan kehidupan yang tak terpisahkan. Belajar di Jogja mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan bukan hanya destinasi, melainkan perjalanan yang menuntunku untuk mengukir makna dalam setiap langkah yang diambil. Inilah kenapa aku tertarik dan memutuskan meninggalkan tanah kelahiran (lampung) sejenak, dan memulai perjalanan mengukir hidup di tanah jawa.
Di Jogja, perjalanan pendidikan bukan sekadar belajar di kelas, tetapi juga petualangan melintasi kultur, sejarah dan budaya. Sebagai mahasiswa baru, aku tiba di Jogja dengan hati yang penuh semangat. Dalam doa dan harapan, aku selalu meminta untuk dipertemukan dengan orang-orang hebat, lingkup belajar yang selalu support, pertemanan yang positive vibes, dengan harapan akan banyak insight yang akan aku dapatkan untuk menunjang perkembangan diriku baik bersifat secara akademis maupun non akademis. Lanjut baca Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik.
Baca juga bagian lainnya: Pengantar | Bagian 1: Mimpi Lanjut Studi S2 | Bagian 2: Perempuan Berjiwa Malaikat | Bagian 3: Jogja, I’m coming | Bagian 4: UNY Kampus Pendidikan Terbaik | Bagian 5: Hutang Karaokean yang Belum Terbayarkan | Bagian 6: Full Lampung – Jogja di dalam Bagasi | Bagian 7: Manusia over dosis, Terlampau Baik! | Bagian 8: Pelajaran Berharga dari Mas Pras | Bagian 9: Jogja Tidak Hanya Istimewa, Tetapi Juga Mempesona | Bagian 10: Toga Master dan Ungkapan Terimakasih
Post a Comment for "Perjalanan Pendidikan Wanda Bagian 3: Jogja, I’m coming"