Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsep Hidup Berdampingan: Sebuah Curhatan

Pernah nggak kamu kadang risih dengan apa yang orang lain lakukan? Atau kadang kamu sendiri sadar setelah ngelakuin suatu hal tindakan kamu ternyata merugikan orang lain?

Sudah menjadi fitrah manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan lainnya, entah itu berupa makhluk hidup maupun tak hidup. Apapun, yang paling penting disini adalah bagaimana kita hidup berdampingan dengan yang lainnya?

Ya ini juga terkait dengan bagaimana kita cakap melihat dari berbagai sudut pandang. Memberikan pertanyaan kritis kepada diri sendiri misal “kalau saya melakukan ini, orang lain terganggu tidak ya?”. Jangan asal tujuanmu tercapai saja.

Kurikulum pendidikan kita emang secara eksplisit nggak ngajarin gimana konsep hidup berdampingan, tapi secara implisit adanya tugas kelompok, projek, dan lain sebagainya ya secara gak langsung itu ngajarin gimana konsep hidup berdampingan dengan yang lainnya. Yah meskipun kadang gurumu lupa atau ke skip nggak sama-sama merefleksikannya.

Mari kita sama-sama belajar buat saling memberi rasa aman dan nyaman dengan sekitar. Belajar buat mengupayakan langkah kaki kita tidak terdengar orang lain saat jam istirahat. Belajar buat tidak mengotori tempat umum, kalau dirasa kita nggak ada waktu buat kontribusi ikut bersihkan. Belajar buat mengkondisikan suara musik yang kita dengar saat jam-jam belajar. Dan belajar hal lainnya yang bisa membuat kestabilan kenyaman dan keamanan benda hidup dan tak hidup di sekeliling terganggu.

Yang hidup di dunia ini tu bukan cuman kita sendirian, waktu ke waktu perlu dan penting banget kita buat senantiasa memupuk dan melatih kecerdasan sosial. Kenapa gak ada mata pelajaran kecerdasan sosial di sekolah? Ya karena hal tersebut bukan sesuatu yang bisa diajarkan, tapi sesuatu yang didapatkan dari diri kita sendiri melalui latihan atau pembiasaan yang berulang.

Konsep hidup berdampingan ini sebaiknya tidak di bangun faktor-faktor eksternal, melainkan  sebaiknya di bangun dengan dasar alasan-alasan internal. Bukan karena kita perlu membuat orang lain nyaman dan aman. Tetapi, dengan berbuat demikian, value dalam diri kita bertambah, semakin cakap dan cerdas secara sosial. Bagaimana mengamankan diri kita yang  ditampakkan dengan mengamankan orang lain itu kan keren.

Yang pernah hidup ngekos pasti ngerasain hal ini. Hal dimana kamu sering kali terbangun dengan suara alarm kamar lain. Aku juga nggak habis pikir, kalau memang sadar utuh secara penuh bahwa alarm itu gak efektif buat membangunkan diri kita sendiri, mbok ya nggak usah menghidupkan alarm pake cara lain. Kalau sekali dua kali mah nggak papa ya, nah ini setiap hari.

Tapi, ya positif thinking aja. Memang cara Allah buat memanggil hambanya itu macem-macem. Salah satunya adalah dengan seruan alarm tetangga kamar kosmu.

Lalu, bagaimana jika kita terpaksa hidup di lingkungan yang menurut kita, notabene belum punya mindset hidup berdampingan? Ya solusinya adalah kendalikan apa bisa kendalikan aja. Apa yang orang lain lakukan itu sudah bukan kendali kita lagi. Habis energi jika kita baper sama hal-hal di luar kendali kita. Jadi nggak produktif. Sama yang paling penting melatih diri buat selalu berbaik sangka dengan keadaan. Direfleksikan hal-hal baiknya apa.

Karena memang, Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini termasuk menghadirkan teman-teman di sekeliling kita itu kalau enggak sebagai anugerah ya sebagai ujian. Ada yang kehadirannya membantu kita buat jadi lebih baik, namun disisi lain ada juga yang kehadirannya sebagai ujian mengajak kepada jalan kesesatan.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, hanya bermaksud sebagai media curahan hati dan refleksi diri. Semoga kita menjadi insan yang gemar berbenah.

Post a Comment for " Konsep Hidup Berdampingan: Sebuah Curhatan"