Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HANYA INGIN SAJA, TIDAK BENAR-BENAR SUNGGUH


Hidup dipenuhi dengan beragam keinginan. Ingin berprestasi, ingin jadi orang terkenal, ingin jadi pengusaha, ingin banyak uang, dan ingin segala-galanya. Setelah satu keingininan terpenuhi, akan mencari dan mengejar keinginan selanjutnya, begitu seterusnya.

Usia manusia yang semakin bertambah, bertambah pula kepentingan yang harus diurusnya. Urusan-urusan itu menyebabkan banyaknya kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan itu yang memicu manusia memiliki hasrat ingin, ingin, dan ingin.

Mengendalikan keinginan pada hal-hal yang baik dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain adalah PR untuk kita semua. Karena tidak sedikit rasa ingin yang tidak terkontrol hanya berlabuh pada hal-hal yang mubah atau bahkan merugikan.

Setelah memiliki rasa keinginan yang baik itu, maka tugas selanjutnya adalah menjaga agar rasa itu terus bersemayam di dalam diri, menjadi promotor untuk terus melakukan kegiatan baik harian yang menunjang terwujudnya keinginan itu.

Tidak sedikit, banyak orang yang hanya ingin saja, tidak benar-benar sungguh. Pengen bisa nulis, tapi enggak mau menulis. Parahnya lagi, ada yang mengeluh dan mengatakan bahwa menulis itu susah, aku enggak bisa!, sebelum ia mencoba dan mempraktikannya terlebih dahulu.

Sering gemes kalo lihat orang - termasuk diri sendiri - yang katanya pengen berubah, pengen buat bangga orang tua, pengen jadi orang yang berguna, pengen ninggalin maksiat, tapi prilaku hariannya sangat jauh dari prilaku-prilaku yang mengarah kehal itu. Dalihnya susah, susah jauhin teman-teman yang udah klop sejak dulu, takut enggak punya temen lagi, dan sederet alasan nggak penting lainnya. Kita malah lebih memilih jalan setetes kebahagiaan untuk menghadirkan sesamudera kesengsaraan.

Kenapa bisa begitu? Sadar ataupun tidak, ketika kita meremehkan dosa-dosa kecil maka selanjutnya potensi berbuat dosa besar juga akan kita lakukan. Jangankan dosa besar, dosa kecil saja jika konsisten dan rutin diamalkan juga bakal membesar bukan? Jangan mengelak, semua dosa dan kemaksiatan bakal berujung pada kesengsaraan. Enggak usah sok tahu, yang membuat kita lebih tahu seharusnya kita bagaimana. Manut saja sama Tuhan.

Ingin berubah, jangankan melakukan perubahan, dengan adanya perubahanpun kita tidak menyukainya. Cek lagi, perlu dicurigai jika masih seperti itu kita hanya ingin saja, tidak benar-benar sungguh.

Sobat, kadang perfectionis itu tidak diperlukan. Ingin memulai sesuatu mulai saja, tanpa harus perfec. Ingat mulai saja dulu.

Masih tampak semu antara keinginan dan kesungguhan. Keinginan saja tidak cukup, harus diiringi dengan kesungguhan. Keinginan-keinginan yang telah diutarakan harus benar-benar dipertanggungjawabkan. Selesaikan apa-apa yang sudah kita mulai. Punya projek, tapi mangkrak gitu aja? Berarti hanya ingin saja, tidak benar-benar sungguh.

Keinginan harus dihadirkan dengan penuh kesadaran. Sadar kalau untuk mewujudkan keinginan itu bukan perkara yang gampang. Sadar kalau bakal ada banyak sekali trouble yang menyertainya. Bakal capek, bakal gerah, bakal enggak enak, dan lain sebagainya sebagai konsekuensinya.

Bukan setelah keinginan itu tercapai baru kita menikmatinya, namun hendaknya kita bisa dengan cerdas menikmati setiap proses untuk mewujudkan keinginan itu. Karena pada kebanyakan perjuangan-perjuangan didunia, porsi waktu yang kita gunakan untuk mencapai keinginan (proses) akan jauh lebih panjang dan lama ketimbang saat keinginan itu tercapai. Kuliah 4 tahun, wisuda sehari. Acara makan-makan manggang ayam, 5 jam prosesnya ini itu, 30 menit makannya. Alangkah meruginya ketika kita tidak mampu menikmati setiap proses yang ada dalam hidup kita.

Terakhir, ijinkan saya mengajak rekan-rekan semua untuk mengevaluasi diri sejenak. Selama ini, sudah berapa banyak keingininan-keingan yang seliweran dibenak kita tapi berlalu begitu saja? Sudah berapa lama mimpi-mimpi yang ada dibenak kita hanya mangkrak begitu saja? Tanpa ada ikhtiar setiap hari untuk mewujudkannya.

Suka tidak suka, mau tidak mau, kesungguhan itu mutlak diperlukan pada setiap keinginan yang kita ikrarkan. Mari menjadi insan yang tidak hanya berkeinginan, tapi juga komplit dengan berkesungguhan. Sehingga kita bisa gemilang pada pencapaian yang kita inginkan.

Semoga Tuhan memberikan kita kekuatan untuk mewujudkan semua keinginan baik kita. Aamiin. Selamat berjuang!

Post a Comment for "HANYA INGIN SAJA, TIDAK BENAR-BENAR SUNGGUH"