Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Psikologi Belajar Matematika: Matematika Menentukan Kecerdasan Manusia

Sumber: slide ppt presenter

Dalam melakukan penelitian, apa yang dipikirkan oleh siswa juga perlu didalami oleh peneliti, jawaban yang sama bisa didapatkan dari proses yang berbeda. Penting bagi guru ketika menjumpai jawaban siswa yang ekstrem atau terlalu banyak salahnya (yang tidak sesuai dengan format yang ditentukan) sebaiknya digali lebih jauh dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam. Sebagai contoh: “mengapa jawabannya bisa seperti ini?”, “Ini didapatkan dari mana?” dan lain sebagainya. Jawaban di luar dugaan juga penting menjadi pelajaran bagi guru itu sendiri., tetapi yang lebih perlu untuk menjadi perhatian adalah mereka yang jawabannya jauh dari yang sebenarnya.

 

Matematika merupakan bidang ilmu yang istimewa. Meskipun sejauh ini siswa mempunyai gambaran bahwa matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan, banyak rumusnya, dan lain sebagainya yang berkesan negatif. Hal tersebut bisa jadi terbentuk dengan pengalaman belajar siswa tersebut. Maka dari itu, penting bagi guru dengan serius memperhatikan persiapan pembelajaran (memilih metode, strategi, media, dll) agar siswa merasa senang belajar matematika.

 

Banyak pakar yang mengatakan bahwa matematika tidak diberikan dalam bentuk sesuatu yang sudah jadi. Melainkan, matematika hendaknya diberikan dalam bentuk sebuah proses hingga akhirnya ditemukan secara bersama-sama.

 

Matematika menentukan kecerdasan manusia. Dengan atau tanpa sadar, aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari akrab dengan matematika, baik itu matematika yang sifatnya sederhana maupun kompleks. Sejak dulu, ilmu matematika merupakan ilmu yang dibutuhkan untuk perkembangan ilmu lainnya.

 

Kecerdasan manusia memiliki fungsi utama ada 2 hal yaitu menyusun skema dan menyusun rencana tindakan.

 

Penggunaan skema matematika dibagi menjadi tiga bagian: (1) Untuk mengintegrasikan pengetahuan dan kemungkinan pemahaman siswa; (2) membantu siswa bekerjasama dengan berbagai cara; (3) Sebagai agen pertumbuhan siswa itu sendiri.

 

Penggunaan Matematika pada Grup 1 meliputi bangun model mental > Kejadian yang teratur (bukan kejadian tungga) > konsep primer: keteraturan delta 1 > konsep sekunder > konsep abstrak.Sebagai contoh Rumus umum jumlah suku ke-n deret aritmatika, Rumus penjumlahan cosinus. Rumus tersebut didapatkan dari menggabungkan rumus primer dan rumus sekunder.

 

Proses Abstraksi Grup 2 pada intinya menekankan Kerjasama. Contohnya pabrik mobil dalam membuat mobil tidak bekerja sendiri melainkan bekerjasama dengan pabrik sparepart lainnya. Dalam pembelajaran bekerjasama dapat dilakukan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya untuk berproses bersama-sama menemukan sebuah konsep.

 

Dalam mengajar matematika, Jangan awali pembelajaran definisi atau dengan rumus! Awali pembelajaran dengan hal-hal yang kontekstual (pengalaman nyata) yang siswa kemungkinan besar mengetahui atau bahkan pernah mengalami, selanjutnya diilustrasikan/disimbolkan dengan simbol (abstrak). Misalnya, a b c. 

 

Proses dilakukan secara perlahan dan terstruktur sehingga konsep utamanya ditemukan oleh siswa itu sendiri. Dalam mengajar matematika, juga perlu diperhatikan penggunaan kalimat. Hati-hati, jangan sampai menimbulkan makna yang bias atau bahkan menyebabkan gagal paham. Sebagai contoh:ditulis seperti ini”, kemudian “dibaca begini”, “maka..”. Tidak perlu menanyakan ke anak definisi. Dalam materi peluang penggunaan istilah dadu, kelereng, uang logam dll itu hanyalah simbol dan dapat disimbolkan dengan simbol-simbol yang lainnya yang bisa jadi siswa bisa banyak belajar darinya.

 

Menguasai materi pelajaran adalah hal yang mutlak. Jika tidak menguasai materi yang diajarkan, pemahaman yang lain (pendukung) tidak dapat digunakan dengan maksimal. Maka mutlak bagi seorang guru ketika hendak mengajar memahami dengan jelas materi yang akan diberikannya baru. Instruksi-instruksi juga harus disampaikan dengan yang jelas! 

 

Dalam psikologi belajar matematika khususnya Buku Skemp kita mengenal 2 model skema. Skema Mode 1 yaitu pengetahuan yang didapat dari pengalaman (dari diri sendiri) dan skema mode 2 yaitu pengetahuan yang didapat dari komunikasi (dari orang lain/bukan pengalamannya sendiri).

 

Semakin mereka bertumbuh semakin juga ia ingin tumbuh, tumbuh, dan terus bertumbuh! Untuk menghasilkan tanaman yang baik perlu ditanam pada waktu yang tepat, tanah yang cocok, dirawat dengan baik, sinar matahari cukup, pupuk yang sesuai dan cukup, frekuensi penyiraman yang tepat, dan lain-lain. Ada yang tumbuh karena sudah punya simpanan (sama-sama memerlukan dari luar tapi berbeda kapasitas). Untuk menghasilkan tanaman yang baik perlu dirawat dengan ikhlas dan kerja keras. tidak mudah menyerah jika tidak segera membuahkan hasil.


Ilustrasi mempunyai banyak tanaman hias di taman yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. sama halnya dengan siswa di kelas. Penting untuk mengetahui terlebih dahulu karakteristiknya baru ditindak lanjuti. Bagi guru matematika ada tiga hal yang harus dikuasai: matematika, ilmu atau teori bagaimana belajar matematika, bagaimana mengajar matematika. Pembelajaran di kuliah psikologi belajar, pengetahuan tentang matematika tidak didapatkan. Maka penting untuk mengukur diri tentang penguasaan matematika, mempelajari soal-soal matematika mandiri. 

 

Scaffolding harus: tepat cara, tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran. Hal yang perlu dilakukan dalam apersepsi: menguasai peta konsep (agar proses berpikir mulus), penyampaian tujuan dengan bahasa yang di variasi, selanjutnya adalah motivasi.

 

Bagi saya mendapatkan pemahaman matematika yang utuh dan bermakna memang memerlukan proses yang tidak mudah dan singkat. Maka matematika menentukan kecerdasan manusia karena dengan proses berpikir, kegigihan, dan peran matematika dalam bidang ilmu lain menjadi sebab mengapa matematika menentukan kecerdasan manusia. Mau cerdas? salah satu caranya adalah belajar matematika (dengan serius).

 

Disclaimer:

Tulisan ini dibuat sebagai catatan pertemuan perkuliahan Psikologi Belajar Matematika Magister Pendidikan Matematika UNY bersama Dr. Djamilah Bondan Widjajanti, M.Si pada Selasa, 9 Mei 2023. Selain dari dosen tulisan juga bersumber dari presentasi Mbak Nadia dan Mbak Natsyalika. Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini mutlak berasal dari saya pribadi. Kolom komentar blog ini terbuka untuk Anda jika ingin memberikan koreksi. Terimakasih. Sehat dan sukses selalu.

 

Sumber gambar: slide ppt presenter

Post a Comment for "Psikologi Belajar Matematika: Matematika Menentukan Kecerdasan Manusia"