Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DEAR RAMADHAN


Alhamdulillah...,
Aku bersyukur dan senang sekali Allah masih mempertemukan aku denganmu.

Tapi,
Aku khawatir, ucapan syukur dan rasa senangku ini hanya kamuflase mengikuti riuh semata.

Tidak benar-benar syukur, tidak benar-benar senang. Senangku bukan yang dimaksud bersuka cita menyambut bulan suci yang disabdanya. Allah... Aku berlindung pada Mu dari segala goda yang ada.

Ramadhan, yang dinanti akan cepat pergi. Meski hari ini adalah hari kedua, tapi pasti nantinya berlalu tak disadari.

Seperti biasa, dipostingan sosmed dibulan suci menjelang sore hari sampai berbuka story banyak dipenuhi postingan santapan berbuka.

Tak ketinggalan, Alhamdulillah banyak sekali yang sholeh/ah dadakan, postingan memakai pakaian muslim, postingan tentang interaksinya dengan Al-Quran dan lainnya.

Tak apa dari pada yang dikampanyekannya tentang keburukan. Dari pada yang di share berita hoax yang mengujung perpecahan.

Yang jelas ini kultur baik, yang aku sangat berharap nanti setelah kamu pergi, kebiasaan-kebiasaan baik yang kami umat manusia lakukan dibulan suci ini akan tetap berlanjut.

Aku juga berharap, kami semua akan tetap ingat bahwa Allah tetap akan menerima pahala manusia meski diluar bulan Ramadhan.

Dear Ramadhan,
Kedatanganmu di tahun ini disambut riuh oleh pandemi yang merebak dibumi. Banyak larangan ini itu, tentu terasa sekali. Banyak hal yang dulu kami lakukan tak bisa kami lakukan tahun ini.

Allah.., beri kami kekuatan dan kepekaan untuk mengambil hikmah dari setiap yang Kau takdirkan. Kami meyakini bahwa dibalik semua ketetapan Mu ada banyak hal yang Engkau maksudkan.

Ramadhan kali ini juga aku merasakan tarawih secara privat bersama keluarga untuk pertama kalinya. Benar-benar spesial. Ada banyak sisi positif dari ketetapanMu. Semoga, ini bukan azab, tapi ujian untuk menaikkan derajat kami dengan sabar. Bermuhasabah dengan sadar.

Apapun.
InsyaaAllah kami akan selalu ingat bahwa malaikat tak pernah absen mencatat amal baik untuk setiap hal baik yang kami lakukan. Jadi untuk perkara ibadah tak bisa diliburkan. Tak bisa dihentikan, dan tak akan bisa dilarang-larang.

Ramadhan...
Tahun ini aku tak hanya ingin berbeda secara sosial saja. Tapi perbedaan itu menjadi beda yang lebih spesial dari segala-galanya.

Beda, karena tahun ini aku bertobat dengan sesungguh-sungguhnya, beda karena tahun ini aku punya banyak waktu bareng bapak ibu, bisa bantu bapak di kebun, juga bisa bantuin ibu menyiapkan waktu berbuka setiap sore. 

Beda, karena tahun ini aku lebih banyak mengkhatamkan tadarus Al-Quran beserta maknanya. Beda karena tahun ini Hapalan Qur'anku semakin bertambah. Dan serba beda.

Ramadhan...
Aku pengen banget bisa larut kedalam semua kemuliaan yang kau tawarkan. Aku pengen bener-bener ngerasain beda dan sense nya di bulanmu tahun ini.

Untuk target duniaku, akan tetap kujalankan dibulan sucimu. Karena aku tau bahwa bulan ini adalah madrasah untuk menggapai kemuliaan hidup. Agar kebiasaan-kebiasaan baik tetap terjaga dan terlakoni walaupun Ramadhan telah usai.

Maka, aku ingin diberi kelapangan waktu untuk tetap bisa melakukan banyak hal di Ramadhan tahun ini. Toh urusan-urusanku di dunia juga InsyaaAllah senantiasa kuniatkan untuk ibadah padaNya.

Malu kalau aku menjadi insan yang pandai beresolusi tapi jahil dalam bereksekusi. Ini sering sekali aku lakukan. Mungkin sudah banyak makhluk yang kecewa karena hal ini. Atau tidak menutup kemungkinan Tuhanpun kecewa dengan sikapku satu ini. Bermuhasabah diri...

Itu saja...
Terimakasih tulisan, telah menemaniku menjelang tidur malam ini.

Sabtu, 25 April 2020
2 Ramadhan 1441
Pukul 23.20 WIB

Ekamulya, Mesuji, Lampung, Indonesia

2 comments for "DEAR RAMADHAN"

  1. Masya Allah, tulisan yg menginspirasi. Semoga kita terus bermuhasabah, agar kita selalu semangat bersusah payah untuk mengggapai ridho ilahi. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Ya Rabbana. Jika untuk setiap hal tentang urusan dunia kita bisa mati-matian mengupayakannya, maka untuk urusan akhirat yang kekal adanya harus lebih darinya. Mari saling berlomba dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Terlebih dibulan yang sangat mulia ini.

      Delete