Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MERAYAKAN KEBERAGAMAN DALAM ACARA SIPC MEI 2018


Hari ini tepat 2 ramadhan 1440 H, masih hari libur, besok baru aktifitas kembali normal lagi. Seperti yang saya katakan dipostingan sebelumnya, entah kenapa akhir-akhir ini blog ini jarang terisi dan banyak kisah yang terlewatkan. Doakan saya segera menemukan hidayah dan kembali kejalan kebenaran. Jika kuingat, kurang lebih satu tahun ketidak produktifanku didunia tulis menulis. Padahal beli domain tujuannya biar rajin nulisnya, eh nyatanya.

Oke langsung saja, tulisan ini merupakan salah satu itikad untuk kembali menulis blog. Saya pengen berkisah apa yang saya lakukan ditahun 2018. Yaps ini latepost banget. Sekarang udah 2019 pun hampir pertengahan. Tapi ndak papa, bukankah melakukan hal baik tak ada kata terlambat kan? Hehe
SIPC (Student interfaith peace camp) adalah tema bahasa kali ini. dan saya butuh beberapa menit berhenti dari aktifitas menulis membuka folder lama ku baik dibenak terdalam maupun di notebook untuk mencari referensi. 

Kegiatan SIPC adalah kegiatan yang digagas oleh YIPC (youth interfaith peace community) Indonesia. YIPC adalah sebuah komunitas kemahasiswaan yang dinaungi ICRS Yogyakarta, yaitu sebuah program studi lintas agama  yang didirikan secara consortium oleh 3 univ yakni UGM, UIN SUKA, dan UKDW.

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh konflik kekerasan antar umat beragama yang akhir-akhir ini terjadi diberbagai negara, tak terkecuali indonesia. Indonesia sebagai negara yang kultural kaya akan budaya termasuk agamanya walaupun sudah disatukan dengan bhineka tunggal ika, tetap kita sebagai warganya berupaya untuk menjaga bagaimana agar perdamaian dinegara kita tetap tercipta. Konflik antar umat beragama diantaranya yang pernah terjadi di indonesia adalah pengrusakan rumah ibadah ketika sedang melaksanakan idul fitri di tolikara, dan pembatalan hari raya keagamaan (paskah) nasrani digunung kidul. Itu hanya sebagian saja dan terekam oleh media. Yang lainnya?, ya semoga saja tidak banyak terjadi.

Goals dari kegiatan ini adalah membekali peserta yang terdiri dari 15 muslim dan 15 nasrani selepas peacecamp tertanam nilai-nilai perdamaian dalam dirinya dan nantinya ketika kembali kedaerah masing-masing bisa berperan sebagai peacemaker.

Awalnya daftar kegiatan ini hanya iseng aja, ngisi aplikasi juga nggak serius. Tapi ketika Tuhan sudah menentukan takdir seseorang maka yang awalnya main-main jadi serius. kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 6 Mei tahun 2018 lalu. Dan kalau tidak salah dulu itu bulan februari mulai pendaftaran sampe dapet LoA. Jadi ada sekitar dua bulanan buat nyiapain segala sesuatunya. Kegiatan skala nasional ini dibuka dibeberapa wilayah tidak terfokus disatu tempat, dan saya apply yang regional jakarta, jelas karena Jakarta yang jaraknya paling deket sama lampung meskipun harus nyeberang selat sunda dulu. Walaupun ternyata regional jakarta tidak dilaksanakan dijakarta, tapi diparung, bogor tepatnya dikampung damai.

Sebenernya dari kampusku ada satu mahasiswa lain yang kutau apply dan accepted juga, tapi karena nggak terlalu akrab maka tak ada komunikasi terjalin cuman habis pengumuman nanya dilanjut enggak kemudian saya bilang “belum pasti” jadi tak begitu antusias untuk melanjutkan. Alhasil setelah disana, kawan sekampusku ini tak mengikuti program.

Kegiatan ini bukan fully funded alias dibiayain, tapi self funded alias bayar sendiri. Biaya registrasinya dulu cuman 200 ribu, ya meskipun ini menurutku biaya yang sangat murah untuk kegiatan 3 hari dan mengcover semuanya. Ya pastinya banyak orang baik dibelakang yang bersedia menjadi sponsor diacara ini. dan pengeluaran selain itu, ongkos dari lampung ke bogor.

Sempet ngajuin proposal ke kampus, tapi ketika berhenti diwadek 3 tidak dilanjutkan dikeuangan mungkin karena nominal yang saya minta terlalu sedikit, jadi bapak wadek 3 langsung yang ngasih sangu dari uang pribadinya (terimakasih pak, semoga bapak selalu dilimpahkan rahmat dan keberkatan selama hidupnya. Aamiin). Walaupun tidak harus dipertanggungjawabkan secara konstitusi. Tapi tetap kudu membuat laporan yang menceritakan detail kegiatan itu. Laporan kegiatan tidak resmi tentang kegiatan ini bisa dilihat dipostingan saya selanjutnya.

Ini akibat dari kegabutan mahasiswa semester akhir. Ya ketika mengikuti kegiatan ini saya duduk disemeter 8. Tau kan kalo semeter 8 itu ngapain? Disela sela ngerjain skripsi yang tak kunjung selesai dan auto melelahkan bagiku kala itu, saya nyari pelarian dengan ikut berbagai kegiatan. Tapi memang semester terindah itu ya semester 8. wk. Nggak ada kuliah dikelas, bisa bebas ngapain aja. Beban moralnya berat tapi, kalo ketemu adek tingkat pertanyaan pamungkas yang mereka lontarkan “kak kapan lulus?” dan sekedar menghindari pertanyaan itu jadi jarang kekampus (bukan contoh baik).

Oke balik lagi ke SIPC, setelah dapet ijin sama orang tua dan semuanya sudah kupersiapkan dengan baik, akhirnya saya mantapkan untuk berangkat lillah cari ilmu dan pengalaman, mempertimbangkan ini nggak cukup sehari dua hari tapi berminggu minggu. Lebay ya ? tapi serius karena ini kegiatan berbau keagamaan banyak prasangka buruk yang kulontarkan pada lembaga penyelenggara yang ternyata setelah saya belajar nilai-nilai perdamaian ini disebut dengan “SETERIOTIP”.

Dan materi-materi tentang nilai-nilai perdamaian insyaAllah akan saya share juga blog ini.
Waktu itu saya sedang aktif mengikuti sebuah unit kegiatan keagamaan dikampus, ya kalo tingkat SMA sekelas ROHIS lah. Terlebih saya kuliah di UIN. Jadi ya jarang sekali berinteraksi dengan temen-temen selain muslim. Makanya ada sedikit kekhawatiran dan ketakutan. Tapi alhamdulillah bisa segera saya tepis prasangka itu, “kalau ini kegiatan mendatangkan hal buruk bagi pesertanya, tentu jauh-jauh hari sudah dibubarkan, tidak sampai rutin diadakan setiap semesternya, dan alumninya sampai 1350an”.

Sebenernya, setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi saya join dikegiatan ini, pertama karena saya pengen punya wawasan dan temen-temen nasrani, kedua karena tidak sedikit keluarga sedarah saya yang beragama nasrani, jadi saya pengen lebih cerdas aja dalam berinteraksi dengan mereka.
Setelah tiuba waktunya, saya berangkat ke bogor dengan menaiki bus damri dari Lampung, tepatnya diterminal damri st. Tanjung karang dengan tujuan jakarta. Dan ini kali pertamanya saya bepergian nyeberang pulau dan sendirian. Tapi alhasil semua berjalan dengan lancar dan saya mendapat segudang manfaat dari perjalananku.

Setelah sampai disana, tepat di st samping monas bakda maghrib, selepas sholat isya di masjid sekitar alhamdulillah hujan mengguyur ibukota, deras sekali. Sambil kukabari orang tua kalau saya sudah dijakarta dan baik-baik saja. Dan saya yakin betul dalam benak mereka penuh kekhawatiran sama anak laki-laki satu-satunya yang ganteng sendiri ini :D . setelah hujan reda saya kepintu selatan monas dan mencari ojek online. Ditengah ratusan orang saya sendirian, nggak kenal siapa-siapa, asing, dan keadaan itu mencekam jiwa saya. Tapi kutatakkan diri ini untuk bisa melewati semua itu.
Saya lupa waktu itu ketemuan sama peserta lain di st mana. Yang saya inget dulu itu saya ketemu sama kakak fasilitatornya kak aini sama satu lagi saya lupa, karena selama kegiatan beliau tidak ada disana, dan kalo dari peserta, ketemu sama agatha, juli dari jayapura, dan Ayu dari ... (serius saya lupa, maaf yu.) pokoknya ayu itu orang sunda yang gaya bicaranya khas menyejukkan hati. Wk

Dari jakarta ke bogor naik KRL ya atas panduan dan bimbingan kakak fasilitator, berdesak desakkan ya karena itu jam pulang kerja, jadi penumpang penuh gitu. Jangan ditanya duduk apa berdiri ya pasti berdiri. Kalo gak salah si sekitar 2,5 jaman. Setelah itu masih naik ojek online dulu baru sampai dihomestay. Sampai disana hampir tengah malem.

Detail kegiatannya secara total saya agak lupa, tapi totally saya ngerasa puas banget dan rekomeded lah buat kalian semua yang pengen ikutan kegiatan. Kegiatan rutin diadakan tiap semester, jadi satu tahu ada dua kali. Pantau saja medsos YIPC.

Disini saya bener-bener excited banget si sama keramahan dan toleransi panitianya. Ya dikegiatan itu sholat 5 waktu selalu dilaksanakan dengan tepat, saat kami sholat dimushola, temen-temen nasrani melakukan doa bersama. Dan begitu seterusnya.

Kegiatan ini gak ada pematerinya yang ada hanya fasilitator, yang mengarahkan kami untuk memahami nilai-nilai perdamaian dan kurikulum lain yang ditentukan. setiap materi diawali dengan penjelasan singkat, kemudian dilanjutkan dengan game yang berkaitan, lalu diskusi, ditutup dengan refleksi. Polanya selalu seperti itu, tapi itu nggak kerasa bosen sama sekali, saya merasa nyaman mengikuti kegiatan sampai akhir.

Saya sangat berterimaksih kepada semua orang yang terlibat dalam acara ini,
Benediktus partner sesi curhat diatas selembar kerta, aldo mahasiswa UNJ yang cakap dan aktif, bogez yang unik tiada duanya, kak dita, kak diyan, eci, bang eko, ellen, kak fatma yang nggak akan pernah saya lupain seumur hidupku, yang sudah bersedia ngasih tempat nginep pasca kegiatan, luthfia, nada, stella, boy, agatha, juli, pak arief, ayu, bagas, kak buce era, kak erma, kak rouf, kak rudi, karan, renni, najwa, kak khadijah, kak vika, kak willem, kak aini, cia cia yang paling muda sendiri masih SMA, samuel, dan kak yuniar,  kak Linda orang pertama YIPC yang kuhubungi dan lain-lain yang nggak bisa saya sebutkan satu-satu.

Semoga Tuhan selalu melindungi dan menyukseskan kita dimanapun kita berada. Semakin mengimani agama kita masing-masing. Semoga silaturahim ini tidak pernah terputus sampai kapanpun.

Sebenernya masih ada banyak hal yang  ingin saya ceritakan terkait ini, tapi nanti saja saya taruh di part yang berbeda.

Post a Comment for "MERAYAKAN KEBERAGAMAN DALAM ACARA SIPC MEI 2018"